Bahan-bahan dalam pembuatan lawar ternyata memiliki lambang masing-masing, yakni darah yang berwarna merah melambangkan Dewa Brahmana, kelapa yang putih melambangkan Dewa Iswara, Terasi yang berwarna hitam melambangkan Dewa Wisnu.
Selain itu, lawar bali memiliki citarasa manis, asin, pahit, pedas, amis,asam, dan juga bau terasi yang kuat.
Lawar Bali memiliki simbol yang sangat mendalam , jadi tak heran jika makanan ini biasanya sering disajikan saat ada acara pengangkatan Gubernur/ Kepala daerah atau acara adat lainnya.
Setiap daerah di Bali memiliki citarasa lawar yang berbeda-beda, yakni di kabupaten Badung dan Gianyar menggunakan sayur kacang panjang, sedangkan di daerah Buleleng menggunakan sayur nangka muda dan juga pepaya.
Proses pembuatan lawar dibagi menjadi 3 bagian, yakni proses pembuatan bumbu utama atau basa gede, pembuatan bumbu penggurih atau bsa penyangklung, dan juga proses pembuatan bumbu embe.
Editor : Abdul Muis Setiawan