JEMBER,iNews.id-Isu ancaman inflasi tahun 2023 menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Untuk mengantisipasi terhadap ancaman itu, pemerintah melalui Kemendgari rutin menggelar rapat koordinasi secara nasional bersama kepala Daerah, digelar secara daring. Bupati Jember Hendy Siswanto bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) dengan hikmad mengikuti rapat evaluasi tersebut di Pendopo Wahyawibawagraha, Senin (31/10).
Mendagri Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D. Tito Karnavian menyampaikan Rakor ini adalah acara rutin mingguan, sesuai dengan perintah dan arahan Presiden untuk secara rutin mingguan melakukan evaluasi terhadap laju inflasi.
Dalam rapat tersebut, Tito menyebut penyumbang kenaikan harga komoditas pangan di seluruh Indonesia bervariasi. Sampai minggu ke-4 Oktober, Beras menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 34 Provinsi. Lalu, minyak goreng di 31 Provinsi dan gula pasir di 29 Provinsi . Selebihnya tersebar pada berbagai komoditas pangan seperti bawang merah (23 Provinsi), daging sapi (18 Provinsi), telur ayam ras, tepung terigu, dan lain-lain.
“Kita secara rutin terus memonitor inflasi kita, keadaan keuangan ekonomi kita. Kita tidak menginginkan terjadi seperti di negara-negara lain yang di ambang kebangkrutan,” kata Mendagri Tito Karnavian.
Sementara menurut Bupati Jember Hendy Siswanto usai mengikuti tapat itu menyampaikan bahwa berdasarkan data BPS bulan September 2022 lalu, inflasi nasional berada di angka 1,17 persen.
“Sementara di Jember berada di angka 1,37, atau terpaut 0,20 persen lebih tinggi,” jelas Hendy
Lebih lanjut Bupati Hendy menjelaskan untuk mengendalikan inflasi tersebut, Ia mengaktifkan seluruh Ruang Terbuka Hijau atau RTH di Jember menjadi pusat keramaian dimana ada wahana permainan dan sejumlah UMKM dapat berjualan di sekitarnya setiap malam.
Sehingga hal ini memicu perputaran roda perekonomian di tengah masyarakat. “Kami juga pacu dengan mengadakan beberapa even seperti jalan santai, pertandingan olahraga, dan banyak lagi supaya ada keramaian dan para pelaku UMKM dapat berjualan,” tukasnya.
Editor : Abdul Muis Setiawan