JEMBER, iNewsJember.id - Kota Yogyakarta terkenal akan gudegnya. Rasanya belum lengkap jika belum mencicipi gudeg saat pergi melancong ke Yogyakarta.
Kebanyakan orang mengetahui gudeg dari nangka muda atau biasa disebut gori dalam bahasa Jawa. Namun ada salah satu gudeg yang berbeda dan patut dicoba saat berkunjung ke Yogyakarta. Namanya gudeg manggar. Gudeg ini terbuat dari bunga kelapa yang diolah sehingga memiliki citarasa yang nikmat.
Pada tahun 2021 silam, gudeg manggar telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2021 oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ( Kemendikbud Ristek ).
Nama gudeg manggar diambil dari nama bunga kelapa atau biasa disebut manggar. Manggar digunakan sebagai alternatif buah nangka muda yang dulunya memiliki harganya yang relatif mahal. Namun kondisi itu tidak berlangsung lama, sebab harga nangka menjadi lebih murah dan mudah ditemukan dari manggar. Karena maraknya gudeg nangka, kini gudeg manggar menjadi sajian langka dan sulit dicari. Tetapi gudeg manggar mampu menawarkan citarasa berbeda dan keunikan tersendiri.
Cara membuat gudeg manggar rupanya sama dengan membuat gudeg nangka. Meski gudeg manggar membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan gudeg gori. Diperlukan waktu sekitar 3 hari untuk menghilangkan rasa sepat pada manggar. Setelah didiamkan tekstur bunga kelapa menjadi lebih empuk untuk dikonsumsi.
Salah satu warung gudeg manggar yang masih eksis hingga kini adalah Warung Gudeg Manggar Bu Dullah yang berada di Desa Jebugan, Bantul, Yogyakarta. Warung gudeg manggar tersebut, kini telah diwariskan kepada Bu Wulan, anak dari Bu Dullah. Kabarnya Bu Dullah mulai berjualan gudeg manggar sejak tahun 1998. Sebelumnya ia sempat berjualan gudeg nangka. Karena gudeg manggar masih jarang dijual dan ditemui di daerah tersebut, akhirnya ia berinisiatif untuk menjual gudeg manggar hingga sekarang. Warung ini buka 24 jam. Kebanyakan pengunjung yang datang ke warung Bu Dullah selalu membeli gudeg manggar untuk dibawa pulang.
Editor : Abdul Muis Setiawan