Roti Kompyang, Jajanan China yang Sekilas Mirip Burger

Intan Eka
Roti Kompyang, Jajanan China yang Sekilas Mirip Burger ( foto : istimewa )

JEMBER,iNewsJember.id - Kompyang merupakan salah satu jenis roti yang terbuat dari tepung terigu yang bertekstur kering. Proses pembuatannya masih tradisional, yakni menggunakan lubang tungku. Tungku ini dibentuk bulat seperti tembikar raksasa. 

Kue Kompyang ternyata bukan berasal dari Indonesia. Jajanan ini dibawa oleh seorang saudagar China saat pergi berdagang ke Indonesia. Roti Kompyang memiliki daya tahan yang sangat lama sehingga sangat cocok untuk dibawa perjalanan jauh. Kompyang kini sudah tersebar di beberapa daerah seperti Solo, Semarang, Surabaya, Malang,Kupang dan Mataram.

Roti Kompyang berbentuk bulat berwarna coklat dengan taburan biji wijen yang memperindah tampilannya yang sederhana. Warga Solo menjadikan roti Kompyang sebagai sebuah hidangan saat sarapan. 

Roti Kompyang banyak ditemukan di pasar tradisional Solo, biasanya jajanan ini akan bersanding dengan jajan pasar lainnya seperti getuk,tenongan, dan juga jenang. 

Sekilas roti Kompyang mirip dengan Burger, dari sinilah masyarakat menjuluki jajanan ini sebagai burger Jawa. Jajanan ini memiliki tekstur luar yang sedikit keras dan kering, namun didalamnya begitu empuk.

Seiring berjalannya waktu, Kompyang dikreasikan dengan berbagai isian yang semakin menggugah selera. Kue ini sangat cocok dijadikan teman kopi atau teh. 

Kompyang mulai ada di dunia sejak abad ke-16 atau sekitar tahun 1562 di Fujian, China. Kue ini pertama kali diciptakan oleh Jenderal Qi Jiguang yang saat itu sedang membuat sebuah terobosan agar bau menu masakan prajuritnya tidak terdeteksi oleh musuh Jepang. Akhirnya Jenderal Qi Jiguang mencoba membuat Kompyang yang dulunya dikenal sebagai Guang Bing. Kompyang ini mampu bertahan selama 10 hari, sehingga sangat cocok digunakan oleh prajurit China saat kelaparan di waktu perang melawan musuh.

Kompyang dibuat dengan tepung terigu yang dicampur dengan ragi roti yang akan membentuk adonan Kompyang mengembang. Setelah itu adonan mulai di panggang di dalam oven. 

Oven yang digunakan jenisnya hampir sama dengan oven Tandoor, yakni oven khas Timur Tengah. Dalam satu kali pemanggangan oven bisa menampung sekitar 200 buah Kompyang. 

Adonan Kompyang ditempelkan pada dinding bejana raksasa untuk dipanggang. Teknik memasak Kompyang cukup unik yakni dengan memasukkan kayu yang telah disulut api ke dalam tunggu. Semakin lama api akan semakin meninggi berkat kibasan kipas anyaman bambu. Semburat api yang muncul akan memanaskan isi tunggu yang membuat adonan menjadi matang. 

Di pasar tradisional, Kompyang dijual seharga Rp 2.500 hingga Rp  5.000 saja, tergantung dengan besar kecilnya ukuran roti Kompyang. 

 

Editor : Abdul Muis Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network