JEMBER,iNewsJember.id - Bakteri simbion rayap mampu menjadi agensia hayati pengendali patogen tanaman karena mempunyai kemampuan untuk menguraikan selulosa. Melihat potensi itu oleh mahasiswa Polije melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berhasil menemukan potensi dari bakteri simbion rayap sebagai agens hayati untuk mengendalikan penyakit tanaman pada cabai rawit dan kedelai.
Program ini memiliki tujuan guna meningkatkan kreativitas, inovasi, keterampilan, dan kemampuan mahasiswa dalam menghadapi tantangan di dunia kerja maupun dalam masyarakat.
Politeknik Negeri Jember (Polije) pada tahun ini menjadi nomor dua teratas judul PKM terbanyak yakni dengan total 49 judul. Serta pendanaan terbanyak dengan nilai nominal Rp391.000.000.
Adapun salah satu kelompok PKM mahasiswa Politeknik Negeri Jember melalui Program melalui program ini berhasil menemukan potensi dari bakteri simbion rayap sebagai agens hayati untuk mengendalikan penyakit tanaman pada cabai rawit dan kedelai.
Hasil karya mahasiswa Polije yakni dengan judul ‘Potensi Bakteri Simbion Rayap Sebagai Agens Hayati Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai Rawit Dan Rebah Semai pada Tanaman Kedelai’. PKM dengan skema PKM-Riset Eksata itu dibimbing oleh Gallyndra Fatkhu Dinata, S.P., M.P. selaku dosen pembimbingnya.
Menurut Ardeva Duta Widura, selaku salah satu anggota kelompok mengungkapkan latar belakang PKM yang mereka pilih dikarenakan produktivitas tanaman cabai rawit dan kedalai mengalami fluktuasi, yang di sebabkan oleh setrangan penyakit antraknosa (Colletotricum capsici) serta pada tanaman kedelai di sebabkan oleh penyakit rebah semai.
“Penyakit antraknosa merupakan penyakit utama yang menginfeksi pada benih hingga buah cabai. Penyebaran penyakit semakin parah ketika memasuki musim penghujan, luka akibat infeksi menjadi busuk dan berubah kecoklatan dan meluas pada kondisi lembab. Pada tanaman kedelai jamur S. rolfsii mulai menginfeksi kedelai saat perkecambahan menyebabkan pembusukan, kemudian rebah hingga dapat menyebaban tanaman mati. Serangan kedua penyakit tersebut dapat menurunkan hasil bahkan menyebabkan gagal panen,” jelasnya.
Ardeva menjelaskan alasannya untuk mengikuti PKM tersebut yakni mempunyai keinginan dalam memajukan pertanian di indonesia.
“Melalui riset yang kami lakukan ini diharapkan dapat menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman pertanian,” jelas Ardeya.
Dengan anggota kelompok Ardeva Duta Widura, Achmad Diva Maulana, Vernanda Hani Pradana Sakti, Zattury Alda Wiya, serta Isma Azizatur Rofiqoh mereka memiliki berbagai tujuan cukup inovatif.
“Memanfaatkan potensi baru mikroorganisme antagonis dari bakteri simbion rayap sebagai agens hayati penyakit antraknosa dan rebah semai pada tanaman cabai dan kedelai. Selain itu, mengendalikan penyakit antraknosa dan rebah semai secara in vitro dan in vivo. Serta menurunkan penggunaan pestisida kimia,” lanjutnya.
Diharapkan dengan PKM ini dapat menumbuhkan inovasi-inovasi baru yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Selain itu mahasiswa yang mengikuti PKM ini dapat mengembangkan inovasinya.
Editor : Eko Riswanto