JEMBER, iNewsJember.id - Wadi’ah Robbil Izzati (23) biasa dipanggil Mia Jastip (jasa penitipan) warga Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Jember aksinya menginspirasi. Mahasiswi sementer enam di Universitas PGRI Argopuro (UNIPAR) Jember yang berkebutuhan khusus tersebut belajar hidup mandiri demi meringankan beban kedua orang tuanya.
Usaha yang dijalankan oleh Mia ini sangat terjangkau, ia hanya memasang tarif pengiriman sebesar Rp 5-8 ribu per pengiriman. Meskipun pekerjaannya menyerupai kurir, Mia yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara ini tidak merasa minder ataupun malu.
Mia mengungkapkan bahwa dia memilih untuk menjalankan bisnis jastip sebagai bentuk kesetiaan diri terhadap kemandiriannya, tanpa mengharapkan belas kasihan terkait dengan kondisinya sebagai individu yang berkebutuhan khusus. Meskipun mengalami kesulitan berbicara, Mia tidak membiarkan hal tersebut menghalangi ambisinya.
"Saya pertama kali bekerja sebagai penjaga stan minuman es di depan Unmuh Jember, kemudian pernah juga sebagai penjaga konter. Namun, karena saya memiliki hobi jalan-jalan, saya memutuskan untuk membuka usaha jastip ini. Saya melakukan pekerjaan ini dengan motivasi untuk menjadi mandiri," ungkap Mia Minggu, 30 Juni 2024 saat ditemui di rumahnya.
Kisah inspiratif Mia, seorang mahasiswi jurusan bimbingn konseling, menjadi sorotan dan viral di platform TikTok. Ia baru saja memulai bisnis jastip menggunakan sepda onthel ini dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
“Saya memulai promosi melalui WhatsApp, dengan menghubungi daftar kontak. Sekarang, jumlah pelanggan semakin nanyak.
Aktivitas Mia disambut positif olah sang ibu, pihaknya merasa senang melihat keinginan putrinya untuk mandiri dengan usaha layanan jasa itu.
“Alhamdulillah saya bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa, saya memberikan semangat mudah-mudah Allah meridhoi,” ujar Chusnul Khotimah ibu kandung Mia.
Sebagai orang tua ia terus berdoa untuk kebaikan anak-anaknya. “Saya sangat mendukung atas usahanya anak saya karena tidak ikut orang (usaha sendiri) karena kalau ikut orang saya khawatir dimarahin karena kekuranganya,” tandas Chusnul.
Editor : Eko Riswanto