JEMBER, iNewsJember.id - Oknum ASN guru di salah satu sekolah di Jember nyaris menjadi amukan massa saat dirinya dipergoki oleh warga sedang berdua di sebuah kamar dengan istri orang.
Dugaan kuat mereka telah melakukan hubungan terlarang. Hal itu diperkuat dengan beberapa bukti yang ada di dalam kamar tempat mereka berdua yakni bungkus obat kuat, dan celana dalam si perempuan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh media ini peristiwa memalukan itu terjadi pada Sabtu malam kemarin (25/05/23) sekitar pukul 23.00 Wib.
Pelaku berinisial S ASN saat ini masih aktif mengajar di Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Gumukmas, Jember, Jawa Timur. Sementara pasangan perempuan, tidak lain masih bertetangga dekat dan berstatus memiliki suami sah.
"Saya lewat depan rumah Sumantri disitu ada rame-rame (Aksi Massa) saya mampir. Katanya Sumantri selingkuh dengan seseorang, kemudian saya tanyakan kepada beberapa orang katanya tetangga," ucap Wartono salah satu warga Desa Mayangan.
Pada malam itu, lanjutnya, karena banyaknya massa yang jumlahnya ratusan orang berkumpul di rumah S. Takut ada anarkis ia pun memberanikan untuk melindungi S dari amukan massa yang tersulut emosi.
"Kalau kejadian persis saya gak tahu cuma dia ada bukti CD (Celana Dalam ) dan bungkus bekas obat kuat stamina pria ketinggalan di TKP," katanya.
Wartono menerangkan, sebenarnya keinginan warga agar yang bersangkutan diarak keliling menuju ke Kantor Desa.
"Warga mintanya diamankan di Kantor Polisi, tapi dari pihak pelaku maunya diselesaikan di rumah saja. Akhirnya beberapa orang menghubungi aparat desa dan diselesaikan disitu dan dikenakan denda 4 rit batu putih (Grasak),” ucapnya.
Atas keputusan denda tersebut warga mengaku kecewa dan tidak puas.Sebab denda sebesar itu bagi warga terlalu ringan, bila dibanding perbuatan yang sudah dilakukannya.
"Hasil keputusan sebenarnya warga tidak puas, mereka minta pelaku diproses hukum dan dipecat dari jabatan ASN," pungkas Wartono.
Terpisah, Kepala Sekolah SDN Kepanjen 03 Lilis Indah Lestari, mengaku sudah mengetahui kejadian penggerebekan massa terhadap anak buahnya.Meski demikian pihaknya tidak akan ikut campur dan tidak tahu menahu terhadap persoalan tersebut.Ia menganggap itu urusan pribadi dan keluarga dari yang bersangkutan.
"Pihak sekolah tidak akan ikut campur karena peristiwa itu terjadi di luar jam dinas.Institusi gak ikut campur, jangan sampai kesalahan satu orang institusi diikut sertakan," ucapnya.
Ketika awak media minta waktu untuk ketemu dengan Sumantri guna konfirmasi terkait persoalan tersebut, Kepala Sekolah tidak mengizinkan dengan alasan yang kurang jelas.
"Masih ada, tapi untuk saat ini saya tidak mengizinkan untuk ditemui. Kalau mau ditemui silahkan diluar jam dinas,” tandasnya.
Editor : Eko Riswanto