JEMBER,iNewsJember.id- Enam (6) orang pengguna jasa PT Berkah Zamzam (biro travel umroh) di Jember, Jawa Timur mengadu kepada Polres Jember, Rabu (01/11). Mereka melapor karena merasa dirugikan oleh pihak PT Berkah Zamzam saat melaksanakan ibadah umroh.
“Kami berniat melapor PT Travel Zamzam kepada Polres, tunggu laporan formalnya (LP) agar nanti kasusnya bisa diproses secara hukum,” ujar Hadi Eko Yudi Yuhadi kuasa hukum korban.
Seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa PT Travel Zamzam diduga menelantarkan ratusan jamaah umroh di Madinah. Peristiwa itu diketahui dan viral setelah video berdurasi 1 menit 43 detik itu beredar di Media Sosial (medsos).
Dalam video itu, tampak mereka sedang berada di dalam sebuah angkutan mengeluh dan meminta tolong, karena tidak diberi makan selama perjalanan dari Bandara Dubai ke Jeddah.
Menurut Hadi, jumlah keseluruhan jamaah tersebut sebanyak seratus satu (101) jamaah, namun mereka tidak dapat ikut dan hanya 6 orang saja sebagai perwakilan yang melapor ke Polres.
“Yang datang ini ada enam orang dari Kecamatan Puger dan Ambulu,” terang Hadi
Sementara menurut korban, Maryati warga Desa Jambearum, Kecamatan Puger, menyampaikan bahwa adanya ketidak beresan dari pihak PT Berkah Zamzam itu sudah dirasakan dirinya bersama jamaah lainya sejak pemberangkatan dari Indonesia. Para jamaah sebelumnya diberitahu oleh pihak travel bahwa penerbangan akan dilakukan di Surabaya, namun sesampainya di Surabaya para jamaah dialihkan ke bus lain menuju Jakarta.
“Saya berangkat dari rumah ke Surabaya katanya ada penerbangan dari sana (Surabaya), tidak tahunya saya dialihkan bus ke Jakarta. Di Jakarta masih menginap satu malam baru besoknya berangkat ke Dubai,” kata Maryati, kepada media ini, Selasa (31/10).
“Dari Dubai itu tidak dikasik makan tidak dikasik air. Udah dari Dubai naik pesawat lagi ke Jeddah, iya sama, tidak ada makanan juga tidak ada air,” tuturnya.
Ia mendaftar kepada PT yang saat ini diadukan oleh para jamaah kepada Polres Jember itu berdua bersama suaminya, sejumlah Rp72 juta dan lunas pada bulan Agustus 2023.
Saat tiba waktu pulang dari Arab Saudi, ia bersama jamaah lainya tertahan dikarenakan tidak mendapat tiket pesawat.
“Saya disuruh check out dari hotel katanya jam dua, tidak tahunya bisnya datang sudah sampek magrib. Saat itu harusnya menuju Bandara Jeddah tidak tahunya mutar-mutar tidak tahu arahnya ke mana,” katanya.
Beruntung dari sekian jamaah tersebut ada yang melaporkan ke KBRI di Arab Saudi. “Ternyata tiketnya tidak ada katanya, makanya kenapa tidak bisa pulang,” imbuhnya.
Setelah menunggu selama dua hari dan tidak ada kepastian dari Agen Travel, akhirnya dia memutuskan meminta kiriman uang kepada keluarganya di Jember untuk membeli tiket pesawat secara pribadi.
“Setelah dapat tiga hari saya meminta transfer uang kepada anak Rp 17 Juta untuk membeli tiket peswat untuk pulang,” keluhnya.
Editor : Eko Riswanto