JEMBER, iNewsJember.id – RS Siloam mengenalkan penyebab cedera yang biasa terjadi pada bagian belakang kaki bawah (Tendon Achilles). Cedera ini bisa terjadi pada siapa saja namun yang paling rentan adalah orang yang memiliki hobi olah raga.
“Gangguan pada tendon achilles lebih umum terjadi di sebelah kiri dari pada sisi kanan. Ruptur tendon paling banyak terjadi pada laki-laki dengan rasio antara laki-laki dan perempuan kira-kira 10:1,” ujar dr. Nanang Hari Wibowo.
Tendon Achilles merupakan tendon terbesar dan terkuat di tubuh manusia. Fungsinya digunakan untuk berjalan, berlari, dan melompat. Memiliki peranan penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitasnya, menyebabkan tendon achilles menanggung banyak tekanan. Apabila seseorang melakukan aktivitas yang tinggi dan menggunakan tendon achilles secara berlebihan dapat mengakibatkan bagian tendon tersebut robek.
Dr. Nanang Hari Wibowo yang merupakan dr spesialis atau ahli konsultan tulang dan pinggul menjelaskan bahwa, Ruptur tendon achilles merupakan pecahnya atau terpisahnya serabut tendon diakibatkan karena tarikan yang melebihi kekuatan tendon. Robekan tendon achilles paling umum terjadi di negara-negara maju dengan prevalensi bervariasi dimana insiden tertinggi terjadi pada kelompok umur 30-39 tahun.
“Ruptur tendon achilles dapat dikaitkan dengan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, gout, lupus eritematosus, rheumatoid arthritis, dan hiperparatiroid. Mikro trauma yang berulang juga merupakan faktor resiko terjadinya ruptur tendon achilles,” jelasnya.
Dalam penanganan pasien dengan gejala cedera tendon achilles, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisik dan diagnostik. Pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter dengan cara meraba kaki pasien, dan meminta pasien menggerakkan kaki secara pelan untuk mengetahui lokasi pembengkakan dan rentang gerak penderita.
Sedangkan pemeriksaan penunjang dilakukan melalui USG ataupun MRI. Pemeriksaan USG umumnya dilakukan sebagai pemeriksaan dini dengan biaya yang relatif murah. Apabila diperlukan pemeriksaan lebih mendetail mengenai cedera parsial, perubahan degeneratif otot, seberapa parah kerusakan otot, maka dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan MRI.
“Terdapat dua metode untuk penanganan cedera tendon achilles yaitu pengobatan konservatif maupun operatif. Tindakan dengan konservatif sangat bervariasi, secara klasik menggunakan gips panjang di kaki dengan lutut tertekuk/fleksi dan tumit di equinus (selama 2-3 minggu), pemasangan gips pendek di kaki (selama 8 minggu). Pasien tidak boleh menumpu beban selama 6 minggu pertama,” ujarnya.
Editor : Abdul Muis Setiawan