get app
inews
Aa Read Next : Wartawan di Jember Gelar Aksi Tolak Revisi UU Penyiaran

Harsono Bos Cilok Edy di Jember, Awal Susah Payah Sekarang Punya Sawah, 13 Kos -Kosan dan Apartemen

Selasa, 09 Mei 2023 | 10:30 WIB
header img
Kisah Harsono, seorang penjual Cilok Edy yang terkenal di wilayah Jember, merupakan bukti nyata bahwa kerja keras tidak akan sia-sia. Foto: Bambang Sugiarto

JEMBER, iNewsJember.id - Kisah Harsono, seorang penjual Cilok Edy yang terkenal di wilayah Jember, merupakan bukti nyata bahwa kerja keras tidak akan sia-sia. Bagi warga Jember, Jawa Timur, Harsono dikenal sebagai pedagang cilok yang sukses dan mengagumkan.

Cilok Edy buatan Harsono telah terkenal di seluruh Jember. Lapaknya bisa ditemukan di berbagai lokasi di Kota Tembakau tersebut.

Jika Anda mengunjungi kantor DPRD Jember, Universitas Jember, atau Universitas Muhammadiyah Jember, Anda akan menemukan lapak Cilok Edy.

Awalnya, Harsono hanya memproduksi cilok dalam jumlah kecil dan menjualnya di beberapa titik di sekitar sekolah dan perkampungan. Rasanya yang enak membuat cilok buatannya diminati tidak hanya oleh anak-anak, tetapi juga orang tua mereka.

Namun, berkat kerja kerasnya, Harsono, yang sebelumnya bekerja sebagai tukang sapu jalan, tukang ojek, dan guru ngaji, kini menjadi seorang penjual cilok.

Sebelum terjun ke bisnis cilok, Harsono bekerja sebagai tukang ojek dengan sepeda yang dibelinya secara kredit. Namun, karena tidak mampu membayar cicilan, sepedanya diambil kembali dan uang muka yang telah dibayarkan dikembalikan. Pendapatan dari becak tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selanjutnya, Harsono bekerja sebagai honorer petugas kebersihan di Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya Jember.

Ide berjualan cilok berasal dari ayahnya yang juga menjual cilok di Bali pada saat itu. Di Jember, belum ada cilok yang terbuat dari daging, hanya cilok berbahan tepung yang tersedia.

Maka dari itu, Harsono melihat peluang tersebut dan mulai berjualan cilok. Ketika ayahnya pulang dari Bali pada tahun 1997, Harsono dan istrinya mengikuti jejak bisnis ayahnya dengan menjual cilok yang terbuat dari daging sapi dicampur dengan tepung.

Usaha Harsono kemudian berkembang pesat, dan ia menambah jumlah gerobak ciloknya menjadi 5 buah serta merekrut 10 orang tenaga kerja. Cilok Edy bahkan memiliki cabang di kabupaten tetangga, Probolinggo dan Bondowoso.

Sebelum pandemi, Harsono mampu meraih keuntungan hingga Rp9 juta per hari. Namun, selama masa pandemi, penjualan menurun, dan pendapatannya hanya sekitar Rp5 juta per hari.

Setelah bertahun-tahun menggeluti bisnis ini dengan kesabaran, ketekunan, dan ikhlas, usahanya membawa berkah. Harsono telah menginvestasikan hasil usahanya dengan membeli sawah, mobil, dan 3 apartemen, serta memiliki 13 rumah kos-kosan.

Demikianlah kisah sukses Harsono, penjual Cilok Edy. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi Anda yang sedang membangun sebuah usaha.

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut