JEMBER, iNewsJember.id - Timpan adalah hidangan khas Aceh di saat lebaran atau hari raya baik hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Timpan dibuat 1 atau 2 hari sebelum lebaran memiliki daya tahan bisa mencapai kurang lebih seminggu. Timpan sering kali dijadikan menu hidangan utama untuk tamu yang berkunjung ke rumah saat lebaran.
Timpan merupakan makanan lembek yang dibalut menggunakan daun pisang muda. Kue timpan dibuat dengan berbagai varian rasa dan yang paling terkenal adalah rasa srikaya. Kue ini sekilas sangat mirip dengan lontong yang membedakan hanya daun pembungkusnya. Jika timpan menggunakan daun yang masih sangat muda sedangkan lontong menggunakan daun yang sudah agak tua. Sebelum menjelang lebaran biasanya para ibu-ibu sudah menyiapkan daun pisang muda baik memetik di kebun atau membeli di pasar.
Kue timpan terbuat dari campuran ketan dan pisang. Perpaduan dari kedua bahan inilah yang menghasilkan timpan yang manis, gurih, dan unik. Saking terkenalnya timpan di Aceh, banyak sekali ungkapan atau peribahasa yang menggunakan kata timpan salah satunya adalah ìUroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasaî (Hari baik bulan baik Timphan ibu buat harus dapat kurasakan).
Resep kue timpan ini diwariskan secara turun temurun pada garis darah perempuan Aceh. Jadi, hampir seluruh perempuan Aceh bisa membuat makanan ini. Kalau orang aceh sendiri banyak yang mengatakan bahwa resep ini diturunkan ke setiap generasi supaya tradisi kue timpan tetap terjaga. Selain itu, kue timpan digunakan sebagai wadah komunikasi antara sesama perempuan di Aceh.
Jadi membuat kue ini tak hanya mengajarkan cara membuat saja, namun perempuan di Aceh juga akan saling berkomunikasi dan berbagi pengalaman dalam hal apapun. Sehingga terbentuklah tali silaturahmi yang semakin erat diantara satu sama lain.
Editor : Abdul Muis Setiawan