JEMBER, iNewsJember.id - Rentang waktu 13 yakni dari tanggal 6-19 Februari 2023 lalu, ada sekitar anak meninggal dunia di Desa Kahuripan, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Diduga, anak-anak tersebut terserang difteri hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Untuk mengantisipasi penularan penyakit difteri agar tidak semakin meluas dan memakan korban lagi, Dinas Kesehatan ( DInkes ) Provinsi Jawa Barat langsung menetapkan status Kejadian Luar Biasa ( KLB ) difteri pada Kabupaten Garut.
Dugaan penyakit difteri ini berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang telah dilakukan oleh Dinkes Jawa Barat, serta identifikasi dari beberapa kasus penularan di klinik tempat keenam korban menjalani perawatan.
Dari hasil penyelidikan tersebut, Ketua Tim Kerja Surveilans dan imunisasi Dinkes Jawa Barat, Dewi Ambarwati membenarkan jika ada dua anak yang telah dinyatakan positif terkena difteri dan sedang menjalani perawatan intensif. Keenam anak yang telah meninggal dunia diduga tertular penyakit difteri dari dua anak yang telah dinyatakan positif tersebut.
"Enam anak yang meninggal dunia, diduga akibat tertular dari dua anak yang positif difteri," tegasnya, dikutip dari Sindonews, Kamis ( 23/2 ).
Dewi juga mengatakan, berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari Dinkes Jabar, diketahui bahwa vaksinasi difteri di Desa Kahuripan masih sangat minim. Hanya sekitar 40 persen dari total jumlah anak yang telah menjalani vaksinasi difteri, 60 persen lainnya dikabarkan belum melakukan vaksinasi tersebut. Hal inilah yang bisa menyebabkan tingginya resiko terkena penyakit difteri di kawasan ini.
"Selain persoalan rendahnya tingkat vaksinasi difteri, kesadaran orang tua untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan medis masih sangat rendah. Hal ini mengakibatkan jumlah korban meninggal akibat difteri menjadi sangat banyak," tegas Dewi.
Dewi juga mengatakan jika penyakit difteri adalah salah satu penyakit berbahaya dan mematikan, sehingga masyarakat setempat perlu mewaspadainya. Jika mengalami gejala seperti demam, nyeri saat menelan, serta ada warna putih di sekitar tenggorokan segera bawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dinkes Jawa Barat sangat mendukung Dinkes Kabupaten Garut dalam menangani kasus KLB difteri ini. Dewi juga mengatakan, bahwa semua anak yang berusia 25 tahun ke bawah di daerah Kabupaten Garut akan langsung diberi imunisasi difteri untuk mencegah penularan penyakit ini.
"Racun difteri sangat berbahaya, dan bisa memicu henti jantung yang menyebabkan kematian. Difteri juga menyerang anak-anak serta orang dewasa, sehingga harus segera dilakukan penanganan medis di rumah sakit dengan diberi serum difteri ketika sudah dinyatakan positif terserang difteri," pungkas Dewi.
Editor : Abdul Muis Setiawan
Artikel Terkait