Asal-usul Cakwe, Jajanan Simbol Kemarahan Rakyat

Intan Eka
Kue Cakwe, Jajanan Simbol Kemarahan Rakyat ( foto : istimewa )

JEMBER, iNewsJember.id - Cakwe merupakan jajanan berwarna kecoklatan khas dari Bandung. Tak heran jika sepanjang kota Bandung banyak pedagang kaki lima yang menjual cakwe. Selain lezat, cakwe juga menyimpan sejarah yang melegenda. 

Cakwe sering dijual di toko atau dijajakan oleh pedagang kaki lima dipinggir jalan. Di setiap daerah memiliki cara tersendiri untuk menikmati cakwe, seperti di daerah Solo, Jawa Tengah penyajiannya menggunakan susu kedelai, sedangkan di daerah lainnya menggunakan saus pedas manis atau sambal asam cair sebagai pelengkapnya. 

Di daerah Pontianak dan Ketapang, Kalimantan Barat, cakwe umumnya dibuat dengan citarasa manis dan bertekstur kenyal. Di daerah ini cakwe disajikan bersama dengan rebusan kacang hijau yang diberi gula kental. 

Sedangkan di Cina, cakwe dikonsumsi dengan cara dicelupkan ke dalam bubur yang masih panas. Jika di Cina bagian Utara, cakwe justru dimakan bersamaan dengan susu kedelai manis atau susu kedelai asin. 

Kata cakwe berasal dari dialek Hokkian, yang berarti hantu yang digoreng. Cakwe dibuat secara tidak sengaja oleh seorang warga yang sedang mencari ide jualan, bertepatan dengan peristiwa kemarahan rakyat yang tidak terima atas kematian Jenderal Yue Fei. 

Jenderal Yue Fei merupakan salah satu Jenderal di Dinasti Song dari Selatan yang terkenal akibat keberhasilannya menekan suku Jurchen Dinasti Jin dari Utara. Pada abad ke -12, Yue Fei menjadi jenderal utama dari Kerajaan Song. Dengan perintah dari Kaisar Gaozong dari Dinasti Song, ia akan mengadakan perang untuk mengembalikan daerah yang telah direbut oleh Dinasti Jin. 

Dengan kegigihannya, Jenderal Yue Fei berhasil menaklukkan musuh dan mengembalikan beberapa kota milik Dinasti Song. Disaat yang bersamaan, di istana Kaisar Tang Gaozong ada seorang menteri yang bernama Qin Hui. Berbeda dengan Yue Fei, ia menganggap peperangan melawan Dinasti Jin merupakan suatu tindakan pemborosan uang negara. Atas pengaruhnya, Kaisar Tang Gaozong menghukum Yue Fei atas tuduhan palsu ini. Pada tahun 1144, ia kemudian dipanggil untuk menghadap kaisar dan dihukum mati pada tahun 1163.

Kematian Yue Fei sangat menyulut kemarahan rakyat. Saat di ibukota, ada seorang pedagang penganan kecil yang bernama Li Si yang sedang mencari ide untuk menjual makanan. Dengan melihat kemarahan rakyat pada Qin Hui akhirnya ia mendapatkan sebuah inspirasi. Ia kemudian menggoreng dua adonan tepung yang ia bentuk seperti manusia yang saling memunggungi dan jika digoreng, adonan itu akan mencuat ke permukaan.

 

Editor : Abdul Muis Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network