JEMBER, iNews.id - Tanah Minang memiliki beraneka ragam masakan yang nikmat, salah satunya lele asap. Lele Asap ini banyak diproduksi oleh Masyarakat Pasaman Barat.
Lele asap berasal dari ikan lele air tawar yang biasanya suka hidup di rawa-rawa atau di kolam budidaya. Di Jawa lele biasanya dijadikan makanan pendamping pecel atau biasa disebut pecel lele.
Kuliner ini sudah banyak dijual di berbagai daerah. Tapi yang membedakan dengan lele asap khas dari Pasaman Barat berada pada bumbu pendampingnya. Bumbu ini berasal dari gulai asam durian (tempoyak). Rasa daging ikan lele asap yang lembut makin nikmat dika dicampurkan dengan gulai asam durian yang pedas.
Kuliner ini mudah ditemukan, karena hampir setiap rumah makan di Pasaman Barat atau simpang Ampek menjual kuliner ini. Selain bisa dimakan langsung, ternyata kuliner ini bisa dijadikan oleh-oleh. Kuliner ini bisa bertahan hingga tiga bulan lebih, sehingga sangat cocok untuk dijadikan buah tangan.
Pengasapan pada ikan lele dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengasapan dingin dan pengasapan panas
1. Pengasapan dingin (cold smoking).
Pengasapan dingin adalah proses pengasapan dengan cara meletakkan ikan yang akan diasap agak jauh dari sumber asap (tempat pembakaran kayu), dengan suhu sekitar 40 – 50 0C dengan lama proses pengasapan beberapa hari sampai dua minggu
2. Pengasapan panas (hot smoking)
Pengasapan panas (hot smoking) adalah proses pengasapan ikan dimana akan diasapi diletakkan cukup dekat dengan sumber asap. Suhu sekitar 70 – 100 0C, lamanya pengasapan 2 – 4 jam.
Editor : Abdul Muis Setiawan
Artikel Terkait