Jubada, Kuliner Khas Madura yang Sudah Langka

JEMBER, iNewsJember.id - Jubada atau yang lebih dikenal sebagai Jubede merupakan salah satu jajanan ringan khas dari Sumenep. Jajanan ini kini telah asing di telinga dan juga lidah para generasi muda. 

Kini produsen jubada yang berada di Pulau Madura hanya tersisa sebanyak 8 orang saja, yakni ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun Blejut, Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan. Dari desa kecil inilah, para ibu-ibu berusaha untuk melestarikan jajanan legendaris ini. 

Sebenarnya, jajanan jubada sudah ada sejak belum berdirinya Negara Indonesia. Jajanan ini muncul tak lepas dari penduduk di timur pulau Madura khususnya yang berada di daerah Prenduan, Aeng Panas, Gading dan Talang yang suka membudidayakan Pohon Siwalan. Mereka mengolah pohon ini kedalam berbagai bentuk produk, seperti kebutuhan rumah tangga, perlengkapan pertanian, bahkan ada yang dijadikan sebagai makanan. 

Tak heran jika pada tahun 1925, sekelompok para pemuda yang tergabung di dalam organisasi Serikat Madura, mencoba mengenalkan dan menjajakan produk olahan ini ke masyarakat. Organisasi ini mencoba memperkenalkan jubada pada sebuah acara pameran yang diadakan oleh Indonesische Studi Club di Surabaya. Organisasi bentukan R. Mayang Kusumo dan R. Ruslan Wongsokusumo ini membawa beberapa sampel gula siwalan, gula nyiur, dan juga jubada untuk diperkenalkan ke masyarakat luar. 

Dalam acara pameran ini, jubada mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat terutama bagi kaum pelajar pribumi. Pasalnya makanan ringan ini bisa bertahan berhari-hari tanpa berubah rasa. 

Para pewarta juga menyampaikan  bahwa makanan ini kerap kali disuguhkan oleh orang Madura untuk menyambut para tamu, bahkan kadang kala ada yang menjadikan jajanan ini sebagai pengganti makanan pokok dikala tak memiliki beras untuk dimasak. 

Jubada merupakan salah satu makanan yang mirip seperti dodol yang terbuat dari campuran gula siwalan dengan tepung singkong. Bahan alam ini kemudian diracik sedemikian rupa diatas tungku api hingga mengental. Setelah itu diletakkan diatas nampan datar lalu diangin anginkan. Setelah mengering adonan ini dikemas dalam bentuk potongan kecil seukuran permen. Yang unik lintingan jubada kecil diikat dalam jumlah tertentu menggunakan tali dari pelepah pohon aren. Untuk harga cemilan ini hanya dibanderol Rp 2.000 per bungkusnya.

Editor : Abdul Muis Setiawan