JEMBER, iNewsJember.id - Brem merupakan oleh-oleh khas dari Kabupaten Madiun. Camilan ini berbentuk balok dengan sensasi rasa dingin. Jajanan brem bisa dengan mudah dijumpai di berbagai toko oleh-oleh di daerah Madiun.
Brem Madiun diyakini berasal dari dua desa, yakni Desa Kaliabu di Kecamatan Mejayan dan Desa Bancong di Kecamatan Wonoasri. Kedua desa ini sangat berdekatan dan masih berada di Kabupaten Madiun.
Menurut sejarah, Brem Madiun sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan dianggap sebagai makanan ndeso. Padahal orang-orang desa lebih memilih memakan nasi atau makanan berkarbohidrat lainnya daripada mengkonsumsi brem yang sama sekali tak mengenyangkan. Sehingga brem hanya tersedia di rumah-rumah orang berada.
Asal nama dari “ Brem “ pun memiliki banyak versi, salah satunya karena proses pengeraman yang dilakukan selama berhari-hari. Istilah peram dalam bahasa Jawa terdengar seperti “ Prem “ atau lebih dikenal sebagai brem.
Brem terbuat dari bahan baku berupa beras ketan putih, ragi tape, soda kue, dan juga air secukupnya. Beras ketan yang sudah direndam semalam kemudian diolah menjadi tape ketan dan disimpan selama 7 hari sebelum masuk proses fermentasi. Setelah memasuki proses fermentasi, tape kemudian disaring atau di pres untuk mendapatkan sarinya. Air sari tersebut kemudian direbus sampai mengental dan dimasukkan ke dalam wadah besar. Adonan ini ditambahkan soda kue dan diaduk hingga berwarna putih hingga memiliki tekstur seperti pasta.
Setelah itu, adonan brem dimasukkan ke dalam cetakan brem dan permukaannya diratakan. Adonan yang sudah jadi disimpan sehari semalam atau lebih, hingga memadat dan siap untuk dipotong.
Brem memiliki tekstur yang padat serta kuat tetapi jika masuk ke mulut akan langsung meleleh pecah dan lembut. Ditambah lagi ada sensasi dingin dengan rasa asam khas tape. Hal inilah yang membuat masyarakat menyukai jajanan brem.
Brem memiliki beberapa varian rasa yakni rasa stroberi, coklat, jeruk, melon, durian, dan rasa lainnya. Kini brem tak lagi berbentuk persegi panjang dan pipih seperti lempengan balok, melainkan sudah berbentuk layaknya permen, lempengan pipih bundar, brem celup, dan ada juga yang berbentuk kecil sehingga bisa masuk ke mulut hanya dengan satu suapan.
Tak hanya enak, ternyata brem memiliki segudang manfaat. Kadar alkohol yang terkandung di dalam brem diyakini bisa menaikkan kadar hormon, mengurangi resiko serangan jantung, menurunkan kadar asam dalam darah, dan juga mengurangi kadar kolesterol.
Wisatawan yang ingin mencicipi brem bisa langsung datang ke sentra pembuatan brem di Desa Kaliabu atau membelinya di toko oleh-oleh yang sudah tersebar di wilayah Madiun dan sekitarnya, seperti Magetan, Ponorogo, Ngawi, dan Pacitan.
Editor : Abdul Muis Setiawan