JEMBER,iNews.id-Kabar duka datang dari seorang budayawan Ridwan Saidi, Minggu (25/12). Ia meninggal setelah menjalani perawatam medis di RSPI Bintaro karena pembuluh darah di batang otak yang pecah.
Sebagai seorang budayawan Betawi, Ridwan juga dikenal banyak terlibat dalam aktivitas pelestarian budaya serta menulis buku-buku mengenai masyarakat Betawi. Tidah hanya itu babe Ridwan juga sebagai sosok intelektual Islam yang juga pernah menjadi anggota DPR melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1977-1987.
Ridwan tercatat sebagai lulusan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial (FIS) Universitas Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tahun 1974-1976. Ridwan Saidi meninggal dunia di usia 80 tahun.
Berdasarkan beberapa sumber penyakit yang diidap oleh Ridwan adalah pendarahan otak akibat dari pembuluh darah yang pecah. Pendarahan tersebut bisa menyebabkan iritasi dan pembengkakan pada otak atau celebral edema.
Ketika darah menggenang dan menggumpal, maka bisa menyebabkan tekanan yang lebih besar pada jaringan otak. Akibatnya, aliran darah menjadi terhambat dan sel-sel otak bisa mati.
Gejala pendarahan otak pada setiap penderita biasanya berbeda-beda. Penderita mungkin mengalami kesemutan, tubuh melemah, mati rasa, atau lumpuh di beberapa anggota tubuh, seperti wajah, lengan, atau kaki.
Apakah pembuluh darah pecah di otak bisa disembuhkan? Dilansir Okezone dari WebMD, kesembuhan pasien pendarahan otak tergantung dari ukuran pendarahan dan juga jumlah pembengkakan yang terjadi.Sejumlah penderita bisa sembuh serta pulih total, namun ada juga yang mengalami komplikasi, seperti sroke, kehilangan fungsi otak, atau kejang-kejang.
Editor : Abdul Muis Setiawan