JEMBER,iNews.id-Jembatan penghubung antar desa dan tiga kecamatan, Kecamatan Rambipuji, Bangsalsari dan Kecamatan Panti Kabupaten Jember ambruk. Ambruknya jembatan itu terjadi akibat hujan lebat selama dua hari sejak Kamis (15/12) kemarin hingga Jumat malam.
Akibat dari peristiwa ini, aktivitas warga sekitar sedikit terhambat karena harus berjalan memutar dengan jarak yang lebih jauh.
“Menurut informasi dari warga, sebelumnya sudah ada tanda-tanda retak sekitar dua mingguan sebelum terjadi longsor. Dan sudah dilaporkan oleh warga setempat kepada PTP. Namun karena intensitas hujan saat itu tidak terlalu tinggi akhirnya dibiarkan dulu karena dianggap tidak terlalu berbahaya,” Ujar anggota DPRD Jember David Handoko Seto, usai meninjau ke lokasi Jembatan bersama tim Barisan Reaksi Cepat (Baret) Rescue Partai Nasdem Kabupaten Jember, Sabtu (17/12).
Politisi Partai Nasdem itu mendesak kepada pemerintah daerah khususnya segera mengambil tindakan. Sebab kata dia, jika hal tersebut tidak segera diperbaiki bisa saja dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar, bahkan tidak menutup kemungkinan juga akan memakan korban.
“Kemarin Dinas terkait sudah melakukan langkah asesment, perlu juga diinformasikan bahwa di ujung pinggir sebelah barat jembatan juga sudah mulai terlihat ada keretakan di tebing jembatan, maka harus segera ada tindakan (perbaikan),” tegas David.
“Beruntung masih banyak pepohonan, seperti pohon bambu yang sedikit menjadi penahan dari arus sungai sehingga jembatan masih bisa bertahan dan dapat dilalui meski dengan kondisi yang memprihatinkan, sebab gerusan longsor yang terjadi di ujung timur jembatan tersebut sudah hampir terputus,” sambungnya.
Sementara Abdul Ajis warga setempat menjelaskan peristiwa itu terjadi, menurut dia terjadinya longsor dipicu oleh adanya hujan yang deras pada saat itu.
“Kemarin pada hari Kamis terjadi hujan deras dari sore hari hingga malam, dan paginya sekitar pukul 03.00 WIB kami mendengar suara gemuruh seperti bebatuan yang runtuh di area sungai, namun tidak ada warga yang berani melihat ke lokasi saat itu. Setelah pukul 05.00 WIB kemudian warga baru melihat ke lokasi sungai dan sudah terjadi longsor,” jelasnya.
Menurut Ajis, jembatan ini menjadi satu-satunya akses jalan bagi warga untuk melakukan aktifitas keseharianya. Semenjak adanya peristiwa itu kata Ajis, warga merasa kesulitan bahkan anak sekolah yang ada di desa ini juga menanggung dampaknya.
“Anak sekolah juga tidak berani melewati jembatan, sehingga memilih tidak bersekolah” jelas Ajis.
Saat ini lanjut Ajis, jembatan hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki, itupun hanya sebagian orang saja, sebab tidak semua orang berani melintas karena melihat gerusan longsor yang hampir memakan seluruh bagian ujung jembatan di sebelah timur nyaris terputus.
“Jembatan tidak bisa lagi dilalui oleh kendaraan roda dua,” ujarnya.
Ia berharap kepada pemerintah setempat untuk secepatnya melakukan perbaikan, agar aktifitas warga di desa itu kembali normal seperti semula.
Editor : Abdul Muis Setiawan