get app
inews
Aa Read Next : Ledre Jajanan Cinta sejak Zaman Penjajahan

Sejarah Kebangkrutan VOC dan Pentingnya Adaptasi dalam Sebuah Zaman

Jum'at, 02 Desember 2022 | 09:58 WIB
header img
Gambar ilustrasi
JEMBER,iNews.id-VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pastinya sudah tidak asing lagi bagi warga Indonesia. VOC sendiri adalah kongsi dagang Belanda yang mendapatkan hak beli dan menguasai rempah perdagangan di Nusantara, kekayaan VOC ini berasal dari eksploitasi terhadap SDA dan perdagangan di Nusantara.  

Dalam sejarah VOC tercatat pernah memiliki 4.875 kapal yang digunakan untuk aktivitas perdagangan. Jatuhnya VOC tahun 1799 terjadi saat dimulainya peradaban baru yaitu revolusi industri. Perusahaan sebesar VOC dengan aset yang sangat banyak saja bisa tumbang.

Sejarawan mencatat penyebab VOC tumbang karena beban biaya yang terlalu besar yang harus dikeluarkan untuk memberantas pemberontak di Nusantara dan juga banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh staffnya sendiri.

Ada hal yang menarik dari tumbangnya perusahaan sebesar VOC. Pada tahun 1860an dunia sudah mulai mengenal berbagai mesin uap, dan mulai banyak kapal-kapal baru yang menggunakan mesin uap tersebut. Sangat jelas jika kapal-kapal ini mampu untuk bergerak lebih cepat, dibandingkan dengan kapal milik VOC yang masih menggunakan layar dan angin sebagai alat penggeraknya.

Di Era baru banyak kapal bermesin uap yang dimanfaatkan oleh EIC ( East India Company ) dari Inggris, jelas saja mereka lebih modern, lebih maju, dan lebih cepat beradaptasi. Sedangkan VOC sendiri memiliki 4.875 kapal yang tentunya tidak mudah untuk mengganti kapalnya menjadi tenaga mesin uap. Jelas dengan segitu banyaknya kapal milik VOC dipastikan membutuhkan dana yang banyak, kesiapan SDM, dll.

Dari sini VOC kalah telak atas EIC Inggris yang lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada saat itu.

Kini VOC sudah tidak berjaya lagi karena terbunuh oleh kerasnya zaman, VOC terlambat melakukan perubahan dan adaptasi terhadap perubahan zaman. Kapal-kapalnya kalah hemat,cepat, dan volume angkutnya juga kurang kompetitif. Dan kondisi ini berbeda dengan EIC Inggris yang terus bisa hidup dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Hal ini sama dengan kondisi yang terjadi saat ini, banyak platform bisnis yang telah berubah dari tradisional ke era digital. Dunia manusia sekarang telah berubah 10cm di depan kepala, banyak sekali bisnis yang bisa menghasilkan milyaran rupiah hanya dengan satu buah gadget saja. Lebih low cost, cepat,inovatif,kekinian, dan tidak perlu memerlukan tempat permanen untuk menghasilkan pendapatan.

Peradapan mengalami megasift, pilihannya adalah kita mau beradaptasi atau kita akan mati tergerus zaman.

Menurut Badan Pusat  Statistika, Indonesia akan memasuki bonus demografi pada waktu tahun 2020-2030. Bonus demografi adalah sebuah kondisi dimana masyarakat akan berada pada usia produktif lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Dipastikan akan banyak orang yang akan memiliki kompetensi yang sama di era 4.0 (sekarang).

Para ahli menyebut kondisi yang terjadi saat ini adalah sebuah kondisi VUCA. Istilah VUCA yang diciptakan oleh pasukan militer Amerika Serikat ( AS ). Kondisi ini menggambarkan situasi geopolitik yang dimana kondisi perang selalu dihadapkan pada kondisi yang dinamis dan sangat berbahaya, semua serba tidak pasti dan akan sering kali tida bisa diprediksi, disisi lain pengambilan keputusan harus tetap berjalan dengan cepat ditengah keterbatasan.

VUCA adalah Volatility (lingkungan yang labil, situasi berubah dengan cepat), Uncertainty (tidak bisa diprediksi, yaitu penuh dengan ketidakpastian), Complexity (semakin rumit, adanya masalahmultifaktor dan rumit), Ambiguity (ketidakjelasan atas suatu kejadian dan berakibat di mata rantai). Kondisi ini yang sekarang terjadi di negeri kita dan sedang kita jumpai sekarang.

Dalam situasi VUCA ini membutuhkan personality ataupun organisasi yang bisa cepat beradaptasi dalam berbagai kondisi yang terjadi, kuncinya ada pada kesiapan kita, dan SDM kita.

Ada sebuah peluang sekaligus ancaman di tengah kondisi VUCA, peluang ini akan selalu dilalui kita yang sedang beradaptasi dengan perubahan keadaan, bagi kita memiliki mindset pertumbuhan dalam diri kita sendiri. Akan tetapi VUCA ini juga menjadi ancaman bagi mereka yang tidak mau beradaptasi ( fixed mindset ). Mereka bisa dipastikan akan hilang dan tergerus oleh situasi yang cepat karena tidak bisa beradaptasi dengan megasift yang telah terjadi saat ini.

Hermawan Kertajaya dalam bukunya menjelaskan bahwa obat penawar dari VUCA disebut dengan DAMO. Tahukah kamu apa itu DAMO ? DAMO adalah akronim dari Discover (kreatif), Adventure (belajar metode baru), Momentum, dan Outlook (adaptif).

Dalam bukunya ia memaparkan bahwa korporasi ( Bisnis ) selain harus produktif dan harus kreatif, Produktif adalah hal yang berbeda dengan kreatif. Korporasi yang produktif dipastikan belum tentu kreatif, begitupun dengan sebaliknya. Tapi yang dituntut pada zaman VUCA lebih dasyat lagi, korporasi harus produktif, dan kreatif. Kreatifitas tidak boleh “ by accident “, atau jika keadaan terjepit baru kreatif, itu sudah terlalu usang. Korporasi yang handal dimasa depan adalah penggabungan antara produktivitas dan kreativitas. Di era sekarang, kreatifitas dan extreme productivity adalah satu paket mindset dan habit yang memang harus dimiliki oleh business owner. Produktif saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kreatifitas dalam inovasi-inovasi baru dalam sebuah bisnis. Yang harus difikirkan oleh bisniss owner adalah new product, new strategi, new partner, new colaboration, dan benchmarking secara terus menerus.

"Adventure the new way".adalah hal yang menarik lagi. Di era VUCA justru harus berupaya kita untuk lebih sering “ turun gunung “, harus senang membaca buku kembali, menulis, mencoba metode baru, belajar hidden customer aspiration.” Business owner di era VUCA ini harus benar luwes, gesit, agile terhadap perubahan bisnis yang terjadi di lingkungan sekitar. Sudah bukan zaman lagi business owner terkurung oleh perencanaan jangka menengah ataupun jangka panjang, ia harus siap jika menemukan solusi baru, cara baru, strategi baru dalam bisnisnya jika mengalami perubahan.

"Seeking hidden costumer aspiration". Inspirasi pelanggan harus diketahui agar lebih efektif dan konsisten darpada diberikan banyak pilihan kepada pelanggan. Ada lagi yang tak kalah penting adalah bagaimana integrasi tersebut diberagi dengan proses yang mulus ( seamless ). Dalam bisnis customer bisa di ibaratkan aliran darah dalam tubuh manusia, kalau terjadi masalah dalam proses alirannya bisa beimbas dalam tubuh. Customer juga seperti itu, karena dengan adanya customer bisnis kita bisa hidup, karena dengan datangnya customer, akan terbentuk loyal customer, adanya customer ambassador linier dengan omset yang di dapat, semakin banyaknya customer yang puas terhadap pelayanan kita berarti akan semakin banyak customer yang menjadi buyer itu artinya adalah omset. Maka yang dibutuhkan saat ini adalah excellent servise agar customer kita bisa mendapatkan pengalaman yang terbaik ketika sedang menikmati produk atau jasa kita.

"Set the new momentum". Momentum dalam dunia bisnis adalah barang mewah. Banyaknya hal yang tidak terjadi karena momentum yang kurang pas. Oleh karena itu, korporasi atau bisnis kita tidak boleh menunggu momentum, ia harus diciptakan, harus dibuat, harus dijemput. Dibutuhkan ketangkasan ( agile ) business owner harus bisa membaca dengan cepat setiap ada momentum yang muncul.

Berikutnya ada "Imagine the new outlook", ini tentang membangun mindset bisnis yang terbuka. “ Kita harus mengakui bahwa perubahan itu bersifat abadi dan berlangsung cepat, Jadi mau tidak mau kita harus adaptif, dan Strategi DAMO harus diterapkan agar tetap relevan”, ujar Hermawan Kertajaya.

Dalam memvisualisasikan masa depan itu sangat penting, karena hal ini akan membawa harapan dan semangat dalam alam bawah sadar untuk terus bisa survive, competitiveness dan produktif.

Sejarah panjang dalam VOC dan sejarah kebangkrutannya bisa menjadi pelajaran berharga bagi diri kita dalam menentukan sikap terhadap perubahan zaman yang begitu cepat.  Hanya ada 2 pilihan bagi kita, yakni kita mau beradaptasi dengan perubahan zaman yang begitu cepat atau kita akan mati di telan perubahan zama itu sendiri

Sumber: drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM, Founder RSU Wajak Husada.

Editor : Abdul Muis Setiawan

Follow Berita iNews Jember di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut