WJEMBER, iNews.id-Tragedi maut yang menewaskan ratusan orang saat pertandingan sepak bola Arema Malang melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kenjuruhan Malang menjadi catatan kelam bagi dunia sepek bola di tanah air.
Ratusan korban itu diduga disebabkan karena adanya tembakan gas air mata kepada penunton saat itu, sehingga memicu kepanikan penonton dan lari berhamburan.
Salah satu warga Jember yang ikut hadir menyaksikan pertandingan tersebut juga ikut menjadi korban massal yakni Faiqotul Hikmah (22) warga Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari.
Ahmad Fauzi warga desa Ampel, Kecamatan Ambulu yang selamat dari pembunuhan massal itu menjadi saksi atas teragedi tersebut. Memurutnya sejumlah Aremania masuk lapangan, dipukul mundur aparat, dan penonton di tribun ditembak gas air mata.
Pria berusia 21 tahun itu mengaku, dirinya ada di tribun sejak awal hingga banyak orang bergelimpangan. “Dari awal mula kericuhan muncul, hingga ada tembakan gas air mata, semuanya jelas,” katanya. Dilansir Radarjember.id, Selasa (4/10).
Menurutnya ketika pertandingan selesai, kericuhan mulai timbul saat beberapa suporter yang tadinya hendak memberikan semangat kepada pemain Arema dihalau oleh aparat keamanan. “Semakin lama, situasi semakin mencekam,” katanya.
Kondisi di lapangan semakin keruh saat para suporter yang berada di tengah lapangan dihalau bahkan dipukuli dan ditendang oleh oknum aparat keamanan, ditambah adanya penembakan gas air mata kepada suporter yang ada di tribun. Saat itu dirinya pun turut menjadi korban. “Mirisnya, gas air mata ditembakkan ke atas tribun,” katanya.
Di tengah banyaknya orang yang berlarian, menurutnya, suporter semakin panik. Berdesakan ingin keluar. Di situlah korban jiwa tak terelakkan.
Editor : Abdul Muis Setiawan