JEMBER,iNewsJember.id - Sejumlah pedagang di pasar induk Jember akhir-akhir ini mengeluh sepi pembeli, dan dialami oleh para pedagan di pasar tanjung sejak sepuluh hari terakhir. Fenomena seperti ini baru dialami oleh pedagang di bulan Ramadhan kali ini.
Kondisi ini hampir dirasakan oleh para pedagang di pasar tersebut. Mereka rata-rata mengeluhkan karena sepinya pembeli. Tentu hal ini berdampak pada penghasilan mereka juga menurun.
Seperti yang dirasakan oleh Rizki salah seorang pedagang kolang kaling dan cincau mengaku mengalami penurunan omset yang signifikan, padahal kata ia untuk harga masih relatif normal (tidak mengalami kenaikan harga).
Kondisi ini dirasakan oleh dia pada puasa minggu ke dua. “Untuk cincau tidak sampai sepuluh timba setiap harinya padahal di awal-awal puasa bisa sampai 25 timba,” keluh Rizki, Sabtu (8/04).
“Ramainya saat dua hari awal puasa itu mas, untuk harga normal hanya kolang kaling yang naik harganya, biasa saat bula puasa seperti ini,” tambahnya.
Hal serupa juga dikeluhkan oleh Devi pedagang ayam di lantai dua pasar terbesar di Jember itu. Ia mengaku sepi pembeli sejak sepekan memasuki bulan Ramdhan.
"Pembeli sepi padahal harga-harga di pasaran saat ini relatif turun termasuk juga harga komoditas ayam potong juga turun," terangnya.
Menurut Devi, salah satu faktor pemicu keengganan para pembeli berbelanja kepada para pedagang yang berada di dalam dan lantai dua pasar induk tanjung disebabkan banyaknya PKL yang juga menjajakan barang dagangan di ruas jalan yang berada disekitar area pasar.
"Jadi para pembeli cenderung berbelanja di luar dan engan masuk ke dalam pasar, ya harus ada kebijakan dari pemerintah daerah agar pedagang di pasar tradisional ini bisa kembali hidup seperti dulu,” pungkas Devi.
Editor : Abdul Muis Setiawan
Artikel Terkait