JEMBER, iNewsJember.id - Es Podeng merupakan nama lain dari Es Puter, nama podeng sendiri berasal dari bahasa Madura yang memiliki arti puter. Es Podeng adalah salah satu kuliner khas dari Jakarta meski banyak yang mengatakan bahwa ek krim ini dibawa oleh pedagang Garut ke Jakarta.
Dengan banyaknya penjual es podeng di Jakarta semakin membuat jajanan ini sangat populer. Masyarakat banyak menggunakan es podeng sebagai hidangan pencuci mulut.
Es Podeng sendiri dibuat berdasarkan kreativitas masyarakat Indonesia saat di zaman kolonial Belanda. Dulunya sajian es krim hanya boleh dinikmati oleh kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat Indonesia mulai memodifikasi es krim dengan mengganti bahan utama susu dengan santan kelapa. Kemudian es krim ala masyarakat Indonesia dikenal dengan nama es podeng.
Meski sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, para pedagang es podeng masih menggunakan cara tradisional untuk memproduksi minuman ini. Alat yang digunakan untuk memproduksi es podeng adalah mesin yang diputar secara manual.
Salah satu penjual es podeng ada di Gang Selot, Bogor. Ia mengatakan untuk menghasilkan satu tabung es podeng diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk memutar es secara manual di dalam mesin.
Untuk menghasilkan es podeng yang memiliki citarasa yang spesial, para pedagang biasanya mencampurkan bahan perasa lain, seperti durian, alpukat, atau potongan nangka di dalam adonan es podeng. Selain itu untuk mempercantik tampilan es podeng, biasanya para pedagang memasukkan campuran agar-agar, roti, buah atep, kacang tanah yang sudah disangrai dan juga susu kental manis diatasnya.
Es podeng biasanya dibanderol sebesar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per porsi. Es Podeng juga terbukti mampu menyaingi es krim yang dijual di supermarket. Ditengah banyaknya produksi es krim dari luar negeri, es podeng justru masih memiliki penggemar setianya sendiri. Bahkan es podeng dijadikan salah satu varian rasa oleh perusahaan es krim asing. Hal ini membuktikan bahwa es podeng atau es puter khas Indonesia mampu menyaingi es krim dari luar negeri.
Editor : Abdul Muis Setiawan
Artikel Terkait