JEMBER,News.id - Desa Penglipuran Bali adalah salah satu desa wisata yang sangat terkenal di Bali. Lokasi desa tersebut terletak di Desa Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali.
Objek wisata ini sangat disukai oleh wisatawan domestik hingga wisatawan asing. Desa ini juga telah ditetapkan sebagai desa terbersih ketiga di Dunia, setelah desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda.
Dilansir dari laman Kompas.com, desa ini telah ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 1993, melalui surat Keputusan ( SK ) Bupati Bangli no. 155 tanggal 29 April 1993. Desa penglipuran masih menerapkan tatanan struktur desa tradisional. Desa ini juga memiliki ketenangan, kesejukan, serta tempat ibadah yang masih terawat.
Desa Penglipuran sudah ada sejak 700 tahun yang lalu, yaitu pada masa Kerajaan Bangli. Masyarakat setempat juga menyebutkan bahwa Desa Penglipuran adalah hadiah dari Raja Bangli kepada sejumlah masyarakat yang ikut bertempur melawan Kerajaan Gianyar.
Masyarakat Desa Penglipuran memegang teguh tradisi dari nenek moyang yang telah berumur lebih dari ratusan tahun. Selain itu aturan sistem pemerintahan di desa ini masih menerapkan sistem hukum tradisional, yaitu awig-awig.
Kemampuan untuk menjaga sebuah tradisi inilah yang membuat Desa Penglipuran menjadi unik. Mereka sangat menjunjung tinggi sebuah adat istiadat, nilai gotong royong, kekeluargaan, serta kearifan lokal yang masih menerapkan Tri Hitha Karana.
Desa ini dijadikan desa wisata karena Desa Penglipuran adalah desa konservasi, dimana masyarakat ingin tetap menjaga budaya supaya keturunannya kelak tidak pernah melupakan budaya yang ada. Desa ini juga memberlakukan aturan adat yang sangat ketat untuk tetap menjaga kelestarian desa, seperti larangan penggunaan kendaraan bermotor supaya kualitas udara di desa tetap bersih dan terjaga dari polusi. Di desa ini memiliki aneka tanaman yang berwarna-warni sehingga menambah keindahan desa.
Desa Penglipuran juga memiliki ciri khas dengan bentuk arsitektur sebuah bangunan tradisional yang sama antara bangunan satu dengan yang lainnya. Juga bangunan yang ada di desa tersusun dengan rapi, dari ujung utama hingga hilir desa.
Posis bangunan utama lebih tinggi dan jika semakin ke hilir semakin turun. Pintu Gerbang juga sangat khas Bali ( angkul-angkul ) yang menjadi akses utama menuju rumah-rumah penduduk. Pintu rumah penduduk juga saling berhadapan dan hanya dipisahkan oleh jalan utama desa.
Editor : Abdul Muis Setiawan
Artikel Terkait