Jember, iNews.id -Kampung Siaga Bencana (KSB) Watu Ulo Jember menggelar simulasi tanggap darurat bencana bertempat di pinggir pantai Watu Ulo Kamis (8/9). Dibawah pohon cemara kegiatan itu berlangsung dan melibatkan puluhan warga serta siswa siswi dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di desa Sumberejo kecamatan Ambulu Jember. Mereka dilatih untuk sigap dalam menghadapi terjadinya suatu bencana.
Umar Basor anggota DPR-RI Komisi VIII yang turut hadir dalam acara simulasi menyampaikan bahwa kegiatan itu bagian dari program Kementerian Sosial untuk melatih masyarakat melakukan evakuasi mandiri sebelum pertolongan datang ketika terjadi bencana.
“Kita sedang mempersiapkan dan melakukan simulasi tentang program kemensos yaitu kampung siaga bencana. Program ini langsung melibatkan masyarakat dari semua usia dan unsur agar masyarakat paham sekaligus tanggap terhadap kondisi darurat,” jelas politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Menurutnya target dalam kegiatan simulasi tanggap darurat ini tumbuhnya kesiapsiagaan dari masyarakat khusunya yang ada di kecamatan Ambulu untuk ikut serta mengantisipasi terjadinya bencana sewaktu-waktu.
“Walaupun ini tidak kita inginkan bencana alam, bencana alam apa saja,” ujarnya.
Berbicara potensi, di daerah Ambulu ini bersebelahan dengan megathrust karena ada di daerah pesisir kemungkinany ada bencana abrasi bencana tsunami. “Walaupun kita tidak menginginkan itu semua. Dengan dilakukanya kegiatan simulasi tanggap darurat berharap warga selalu waspada, selalu siaga terhadap terjadinya suatu hal - hal yang tidak kita inginkan,” imbaunya.
Sementara Ngadi, ketua KSB Watu Ulo penanggulangan simulasi bencana bahwa isu megathrust tsunami gelombang 20 meter itu benar benar memang sangat menghawatirkan warga. Untuk itu kata dia pra bencana ini untuk mengantisipasi ketika kejadian bencana benar-benar terjadi.
“Kita sekarang sedang melakukan langkah langkah pra bencana untuk penanggulangan bencana bersama dengan masyarakat dan lembaga organisasi yang lain,” jelasnya.
Menurut Ngadi, kabupaten Jember yang perlu diwaspadi adalah bencana tsunami karena letaknya paling dekat dengan pantai. Sementara permukiman ada yang kurang dari 10 meter dari garis pantai yang seharusnya paling tidak minimal lebih dari 100 meter untuk kemanan dari bencana.
Langkah lain yang dilakukan diluar kegiatan simulai sebagai upaya antisipasi pihaknya juga melakukan penanaman mangrove dan bakau.
“Kegiatan digelar oleh kementerian sosial dan melibatkan unsur masyarakat sekitar KSB, Tagana, Destana, lembaga masyarakat Segoro kidul dan Rapi. Kami memang harus bersatu untuk menghadapi kebencanaan ini,” ujar kepala dusun di desa Sumberejo itu.
“Simulasi ketika musibah ini sedang terjadi, anak-anak sekolah menjadi prioritas di mana mereka (anak sekolah) paling penting dalam hal ini, karena mereka generasi penerus bangsa,” pungkasnya. (eko)
Editor : Abdul Muis Setiawan
Artikel Terkait