JEMBER, iNewsJember.id - Kota Gresik selain terkenal sebagai kota wali ( karena memiliki dua makam Wali Songo ) juga terkenal dengan kulinernya yang nikmat. Bahkan kota ini memiliki satu jenis makanan yang tidak bisa didapatkan di daerah lain. Salah satu jenis makanan ini adalah pudak.
Pudak merupakan saksi sejarah dari perkembangan kota Gresik dari abad ke abad. Konon makanan ini memiliki ciri khas yang sudah ada sejak 10 abad silam. Pudak sudah ada dari awal tahun 1950, makanan ini pertama kali dibuat oleh Nyonya Tjio dan kini terkenal dengan nama Pudak Cap Kuda.
Pertama kali pudak hanya memiliki satu varian rasa saja, yakni karamel. Karena masyarakat menyukai jajanan pudak ini akhirnya ia dan temannya sepakat untuk membuat toko bersama untuk menjual pudak ini, yang diberi nama Toko Pudak Sari Kelapa. Toko ini merupakan toko tertua yang sudah berdiri sejak tahun 1970. Kini pudak memiliki beberapa varian, yakni pudak original atau pudak putih, pudak coklat atau pudak sagu, dan pudak pandan.
Keberadaan pudak tak lepas dari kisah Wali Songo dalam penyebaran agama Islam di daerah Gresik. Meski para Wali Songo telah wafat, eksistensi pudak masih terus berlanjut hingga sekarang. Permintaan jajanan pudak semakin meningkat ketika musim haji maupun Lebaran.
Makanan pudak memiliki rasa manis dari gula yang menjadi bahan bakunya. Pudak dibuat dengan cara dikukus. Pudak terbuat dari tepung beras, gula pasir atau gula jawa, dan juga santan kelapa dan dibungkus dengan pelepah daun pinang.
Pada awalnya pudak terdiri dari 3 macam, yakni pudak putih yang hanya diberi campuran gula pasir, Pudak merah yang diberi bahan dasar gula merah dan pudak sagu yang dibuat dari tepung sagu.
Kini perkembangan pundak cukup beragam seperti pudak yang menggunakan campuran dari sari daun pandan. Pudak jenis ini berwarna hijau dengan memiliki aroma yang harum dan khas dari pandan. Selain itu ada juga yang menggunakan daun suji sebagai pewarna hijau alami.
Kreatifitas dalam pembuatan kue pudak menjadi sangat penting untuk menarik pembeli di pasar, sehingga pudak memiliki berbagai jenis dan aneka rasa. Selain memiliki rasa yang khas, kemasan pada jajanan ini memiliki ciri khas tersendiri sehingga tidak ada jajanan lain yang bisa meniru jajanan pudak.
Kemasan pudak memiliki bentuk yang sangat khas karena bahan pembungkusnya yang mulai sulit didapatkan dan juga proses pembuatannya pun tidak sederhana. Sebelum digunakan pangkal daun pinang harus dimasak terlebih dahulu untuk memisahkan kulit dalam dan juga kulit luar. Yang digunakan untuk membungkus pudak hanyalah kulit bagian dalam sedangkan kulit bagian luar dibuang. Kemasan ini sering disebut sebagai kemasan “ ope “ yang berarti pelepah daun pinang.
Kini, pembungkus pudak sudah mulai langka dan susah dicari. Dulu ope sangat melimpah ruah di Gresik, tetapi sekarang harus mendatangkan orang dari luar kota terlebih dahulu untuk membuat ope ini. Pembungkus pudak memang diharuskan menggunakan kemasan berbentuk ope karena jika tidak dibungkus dengan ope rasa kuliner ini akan berbeda.
Makanan pudak banyak dijual di toko oleh-oleh khas gresik yang biasanya dijual dengan harga Rp 14.000 sampai Rp 25.000. Pudak bisa bertahan selama 3 hari sehingga sangat cocok dijadikan oleh-oleh.
Editor : Abdul Muis Setiawan