JEMBER,iNewsJember.id - Dalam rangka memberdayakan masyarakat dan mengoptimalkan potensi produk mawar lokal, Dosen Politeknik Negeri Jember (Polije) yang terdiri dari Maria Azizah, S.P., Ir. Sri Rahayu, M.P., Ir. Moch. Bintoro, M.P., dan Ir. Supriadi, M.M., melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang didanai oleh PNBP Polije 2024. Kegiatan ini berlangsung di Kelompok Wanita Tani (KWT) Nawasena yang terletak di Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember.
Desa Karangpring, yang berada pada ketinggian 400-600 mdpl, dikenal sebagai daerah yang ideal untuk budidaya mawar tabur. Meskipun memiliki potensi yang besar, KWT Nawasena menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya variasi produk, kualitas yang belum menarik, skala produksi yang kecil, keterbatasan alat pengolahan, dan kurang optimalnya promosi melalui media sosial.
“Kami melihat ada tantangan signifikan yang harus diatasi agar produk olahan mawar lokal bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif,” ungkap Ir. Sri Rahayu, M.P., saat membuka kegiatan.
Kegiatan penyuluhan ini dirancang untuk memberikan pengetahuan praktis dan teoritis kepada anggota KWT Nawasena. Dalam sesi pemaparan materi, para dosen menjelaskan teknik-teknik pengeringan bunga yang tepat.
“Salah satu kunci untuk menghasilkan bunga kering yang berkualitas adalah metode pengeringan yang baik. Kami juga memberikan tips agar bunga kering yang dihasilkan tetap mempertahankan warna dan aromanya,” tambah Maria Azizah, S.P.
Sebagai bagian dari kegiatan, para peserta juga melakukan diskusi interaktif mengenai masalah yang dihadapi dalam pengolahan produk mawar. Melalui dialog ini, para anggota KWT dapat berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama.
“Diskusi ini sangat penting untuk menggali ide-ide baru dan menemukan cara-cara inovatif dalam pengolahan mawar. Kami ingin semua anggota merasa terlibat dan termotivasi,” jelas Ir. Moch. Bintoro, M.P.
Sebelum kegiatan ini, KWT Nawasena menggunakan metode pengeringan tradisional yang memakan waktu lama dan berisiko merusak kualitas bunga. Dalam pelatihan ini, para peserta diajarkan untuk menggunakan alat pengering bunga modern yang dapat mengeringkan dengan suhu hingga 70⁰C dan menggunakan energi listrik yang minim.
“Dengan teknologi ini, proses pengeringan bisa lebih cepat dan hasil yang diperoleh jauh lebih baik. Kami berharap alat ini dapat digunakan dalam skala rumah tangga dengan daya listrik hanya 450 watt,” papar Ir. Supriadi, M.M.
Setelah sesi pengeringan, peserta melanjutkan dengan praktik pengemasan produk. Pelatihan ini berfokus pada penggunaan kemasan yang lebih eksklusif, seperti teabag nylon dan kemasan jar, serta pembuatan label dengan desain menarik.
“Tampilan produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, kami mendorong anggota KWT untuk berpikir kreatif dalam menciptakan kemasan yang menarik. Kami ingin produk mawar lokal tidak hanya berkualitas tetapi juga memiliki daya tarik visual yang kuat,” ujar Maria Azizah, S.P.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam memberdayakan masyarakat lokal. Dengan dukungan dari Politeknik Negeri Jember, diharapkan KWT Nawasena dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk olahan mawar lokal di pasar.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan pelatihan lanjutan agar KWT Nawasena dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan,” tutup Ir. Sri Rahayu, M.P.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan anggota KWT Nawasena, tetapi juga mengangkat citra produk olahan mawar lokal Jember sebagai produk unggulan yang dapat bersaing di tingkat regional maupun nasional.
Editor : Eko Riswanto
Artikel Terkait